Sabtu, 18 Maret 2017

CONTOH KASUS SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PT. JASA MARGA (Persero) Tbk



CONTOH KASUS SISTEM MANAJEMEN INFORMASI

PT. JASA MARGA (Persero) Tbk

Diajukan Sebagai Syarat Tugas

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Yang Diampu Oleh Don Haidy Abel ST,M.Sc



Nama Kelompok :
1.   Nidya Apriyani
2.   Rizky Ainul Zarofi
3.   Sugianda Adi Prakoso
4.   Thea Wike Hardiantri
5.   Widiyas Sholeha


Fakultas Ekonomi Manajemen

Universitas Bhayangkara

2017







SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A.       Definisi Sistem Informasi Manajemen
     Sistem adalah suatu himpunan suatu  “benda” nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian–bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Sedangkan menurut Ludwig Von Bartalanfy Sistem adalah seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan .
Informasi  adalah sesuatu data atau pesan yang telah diolah melalui berbagai media yang dimana tujuannya adalah untuk disampaikan kepada penerima dan pastinya ada sebuah manfaat dari penerimaan data tersebut.
Sedangkan Informasi Menurut Para Ahli - Anton M. Meliono (1990: 331), “Informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”.
Manajemen adalah individu atau sekelompok individu yang menerima tanggung jawab untuk menjalankan organisasi.
Sedangkan Manajemen menurut James.A.F Stoner,1996 adalah Proses perencanaan, pengorganisisan, pemimpinan dan  pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua   sumber  daya  organisasi  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sitem yang saling berkaitan dalam satu kesatuan untuk menyajikan suatu informasi kepada suatu kelompok individu yang dapat menerima tanggung jawab untuk menjalankan organisasi.


B.       Contoh kasus Sistem Informasi Manajemen pada Pt. Jasa Marga ( persero) Tbk Cabang    Jagorawi 
Jasa Marga memandang pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau GCG (Good Corporate Governance) melalui Keputusan Direksi No. 77 tanggal 27 April 2005 tentang Pedoman Penerapan Prinsip-prinsip GCG. GCG tersebut disusun secara internal berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. 117 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN.
GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis.
Dalam penerapannya, GCG Jasa Marga mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran untuk meningkatkan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya.
Untuk mencapai tujuan usaha perusahaan Jasa Marga mengembangkan strategi usaha yang dijabarkan secara rinci ke dalam bidang-bidang usaha sebagai berikut:

1.        Bidang Keuangan
Di bidang keuangan, strategi usaha Jasa Marga adalah menggalang sumber dana yang paling efisien dari segi biaya dana, antara lain melalui pinjaman bank, penerbitan surat hutang, penjualan saham Perseroan selain juga mengandalkan arus kas dari hasil usaha sendiri.
Demi meningkatkan efisiensi keuangan, Jasa Marga terus mengupayakan sumber-sumber selain dari pendapatan tol. Hal ini antara lain diupayakan melalui pemanfaatan lahan-lahan jalan tol untuk berbagai kegiatan usaha seperti tempat peristirahatan, lokasi SPBU, penempatan ruang iklan serta jalur kabel serat optik telekomunikasi.
Dari segi efisiensi biaya dana, penarikan pinjaman jangka pendek (hutang bank) dilakukan saat masa pembangunan jalan tol, sementara re-financing dengan pinjaman jangka panjang dilakukan setelah jalan tol beroperasi. Dengan demikian, Perseroan senantiasa memaksimalkan kekuatan keuangan perusahaan melalui perolehan pendanaan yang paling efisien dari segi biaya.
Salah satu fasilitas Tempat Istirahat di Jalan Tol Jasa Marga yang telah menghasilkan arus pendapatan baru bagi Jasa Marga.

2.        Bidang Organisasi, SDM dan Lain-lain
Dalam bidang organisasi dan pengelolaan korporasi, Jasa Marga akan menerapkan organisasi Kantor Pusat sebagai Investment Holding Company dan Kantor Cabang/Perusahaan Anak sebagai SBU (strategic business unit) operasional. Sistem organisasi tersebut memberikan kewenangan yang lebih besar kepada kantor cabang sebagai salah satu strategi untuk menuju ke bentuk organisasi yang lebih modern. Hal ini memudahkan pencapaian sasaran-sasaran usaha di tingkat operasional, dan membebaskan Kantor Pusat untuk fokus pada pengembangan serta penerapan kebijakan usaha sesuai program kerja.
Pelaksanaan kebijakan Perusahaan serta standar baku mutu operasional dilakukan oleh sumber daya manusia yang terlatih dan berpengalaman. Untuk itu, Jasa Marga menumbuhkan budaya knowledge secara berkesinambungan, menjadikan Perseroan sebagai organisasi yang tidak pernah berhenti belajar (learning organization), dan mendayagunakan unit-unit operasional sebagai upaya empowerment dalam rangka memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Untuk menciptakan Competency Management dan Value Creation, Jasa Marga menyelenggarakan pelatihan untuk calon pemimpin korporasi/manajerial secara terstruktur dan berkesinambungan.Standar proses kerja dengan ISO 9000 ditetapkan di seluruh lini organisasi, di samping pelatihan/penyegaran terhadap standar-standar proses kerja secara berkala/rutin.
Kegiatan pelatihan Strategic & Business Leadership bertempat di Jasa Marga Development Center. Sebagai bagian dari strategi pendayagunaan SDM, sistem remunerasi senantiasa disetarakan dengan standar yang berlaku di industri (best industry practice), selain juga menyelaraskannya dengan kinerja usaha maupun kompetensi personil.
Dalam Bidang Manajemen Proses Bisnis, terutama dalam hal Manajemen Kinerja Ekselen, Jasa Marga menerapkan kriteria Malcolm Baldridge sebagai pedomannya. Selain itu, Manajemen Risiko diterapkan dengan melakukan assessment dan tindak lindung risiko terhadap program-program bernilai tinggi, dan secara bertahap mengembangkan sistem Enterprise Risk Management (ERM).
Manajemen Mutu dikembangkan melalui pembentukan budaya mutu 5Q dengan kerangka dasar ISO 9001:2000, pengembangan sumberdaya mutu ISO 9001, serta program Pelayanan Prima yang secara bertahap terus dikembangkan menjadi sebuah sistem kendali mutu yang terpadu.
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan karyawan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tak luput dari perhatian Jasa Marga. Program K3 akan terus dikampanyekan ke seluruh karyawan antara lain melalui upaya pembudayaan Manajemen
Jasa Marga melaksanakan CSR sebagai salah satu wujud kepedulian Perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kepedulian Perusahaan tersebut dilakukan sejak awal proyek sampai dengan beroperasinya jalan tol antara lain dengan melaksanakan AMDAL/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan secara konsisten sejak jalan tol itu belum dibangun serta melakukan kegiatan bantuan pendidikan, kesehatan, sosial serta program kemitraan secara berkesinambungan pada saat jalan tol tersebut sudah beroperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar