CONTOH KASUS SISTEM MANAJEMEN INFORMASI
PT. JASA MARGA (Persero) Tbk
Diajukan Sebagai Syarat Tugas
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Yang
Diampu Oleh Don Haidy Abel ST,M.Sc
Nama Kelompok :
1. Nidya Apriyani2. Rizky Ainul Zarofi3. Sugianda Adi Prakoso4. Thea Wike Hardiantri5. Widiyas Sholeha
Fakultas Ekonomi Manajemen
Universitas Bhayangkara
2017
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
A. Definisi Sistem
Informasi Manajemen
Sistem adalah
suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian–bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan,
berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan
bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien dan efektif.
Sedangkan menurut Ludwig Von Bartalanfy Sistem adalah seperangkat unsur
yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan .
Informasi adalah sesuatu data atau pesan yang telah diolah
melalui berbagai media yang dimana tujuannya adalah untuk disampaikan kepada
penerima dan pastinya ada sebuah manfaat dari penerimaan data tersebut.
Sedangkan Informasi Menurut Para Ahli - Anton M. Meliono (1990: 331),
“Informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan
tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”.
Manajemen adalah individu atau sekelompok individu yang menerima
tanggung jawab untuk menjalankan organisasi.
Sedangkan Manajemen menurut James.A.F Stoner,1996 adalah Proses
perencanaan, pengorganisisan, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen
adalah suatu sitem yang saling berkaitan dalam satu kesatuan untuk menyajikan
suatu informasi kepada suatu kelompok individu yang dapat menerima tanggung
jawab untuk menjalankan organisasi.
B.
Contoh kasus Sistem Informasi Manajemen pada Pt. Jasa Marga
( persero) Tbk Cabang Jagorawi
Jasa Marga memandang pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik atau GCG (Good Corporate Governance) melalui Keputusan Direksi No. 77
tanggal 27 April 2005 tentang Pedoman Penerapan Prinsip-prinsip GCG. GCG
tersebut disusun secara internal berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No.
117 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN.
GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil
dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan
dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders). GCG juga merupakan salah satu faktor penting
dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan
persaingan bisnis.
Dalam penerapannya, GCG Jasa Marga mengedepankan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran untuk
meningkatkan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct,
yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan
stakeholder lainnya.
Untuk mencapai tujuan usaha perusahaan Jasa Marga mengembangkan
strategi usaha yang dijabarkan secara rinci ke dalam bidang-bidang usaha
sebagai berikut:
1.
Bidang Keuangan
Di bidang keuangan, strategi usaha Jasa Marga adalah menggalang sumber
dana yang paling efisien dari segi biaya dana, antara lain melalui pinjaman
bank, penerbitan surat hutang, penjualan saham Perseroan selain juga
mengandalkan arus kas dari hasil usaha sendiri.
Demi meningkatkan efisiensi keuangan, Jasa Marga terus mengupayakan
sumber-sumber selain dari pendapatan tol. Hal ini antara lain diupayakan
melalui pemanfaatan lahan-lahan jalan tol untuk berbagai kegiatan usaha seperti tempat
peristirahatan, lokasi SPBU, penempatan ruang iklan serta jalur kabel serat
optik telekomunikasi.
Dari segi efisiensi biaya dana, penarikan pinjaman jangka pendek
(hutang bank) dilakukan saat masa pembangunan jalan tol, sementara re-financing
dengan pinjaman jangka panjang dilakukan setelah jalan tol beroperasi. Dengan
demikian, Perseroan senantiasa memaksimalkan kekuatan keuangan perusahaan
melalui perolehan pendanaan yang paling efisien dari segi biaya.
Salah satu fasilitas Tempat Istirahat di Jalan Tol Jasa Marga yang
telah menghasilkan arus pendapatan baru bagi Jasa Marga.
2.
Bidang Organisasi, SDM dan
Lain-lain
Dalam bidang organisasi dan pengelolaan korporasi, Jasa Marga akan
menerapkan organisasi Kantor Pusat sebagai Investment Holding Company dan
Kantor Cabang/Perusahaan Anak sebagai SBU (strategic business unit)
operasional. Sistem organisasi tersebut memberikan kewenangan yang lebih besar
kepada kantor cabang sebagai salah satu strategi untuk menuju ke bentuk
organisasi yang lebih modern. Hal ini memudahkan pencapaian sasaran-sasaran
usaha di tingkat operasional, dan membebaskan Kantor Pusat untuk fokus pada
pengembangan serta penerapan kebijakan usaha sesuai program kerja.
Pelaksanaan kebijakan Perusahaan serta standar baku mutu operasional
dilakukan oleh sumber daya manusia yang terlatih dan berpengalaman. Untuk itu,
Jasa Marga menumbuhkan budaya knowledge secara berkesinambungan, menjadikan
Perseroan sebagai organisasi yang tidak pernah berhenti belajar (learning organization),
dan mendayagunakan unit-unit operasional sebagai upaya empowerment dalam rangka
memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Untuk menciptakan Competency Management dan Value Creation, Jasa Marga
menyelenggarakan pelatihan untuk calon pemimpin korporasi/manajerial secara
terstruktur dan berkesinambungan.Standar proses kerja dengan ISO 9000
ditetapkan di seluruh lini organisasi, di samping pelatihan/penyegaran terhadap
standar-standar proses kerja secara berkala/rutin.
Kegiatan pelatihan Strategic & Business Leadership bertempat di
Jasa Marga Development Center. Sebagai bagian dari strategi pendayagunaan SDM, sistem
remunerasi senantiasa disetarakan dengan standar yang berlaku di industri (best
industry practice), selain juga menyelaraskannya dengan kinerja usaha maupun
kompetensi personil.
Dalam Bidang Manajemen Proses Bisnis, terutama dalam hal Manajemen
Kinerja Ekselen, Jasa Marga menerapkan kriteria Malcolm Baldridge sebagai
pedomannya. Selain itu, Manajemen Risiko diterapkan dengan melakukan assessment
dan tindak lindung risiko terhadap program-program bernilai tinggi, dan secara
bertahap mengembangkan sistem Enterprise Risk Management (ERM).
Manajemen Mutu dikembangkan melalui pembentukan budaya mutu 5Q dengan
kerangka dasar ISO 9001:2000, pengembangan sumberdaya mutu ISO 9001, serta
program Pelayanan Prima yang secara bertahap terus dikembangkan menjadi sebuah
sistem kendali mutu yang terpadu.
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan karyawan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) tak luput dari perhatian Jasa Marga. Program K3 akan terus
dikampanyekan ke seluruh karyawan antara lain melalui upaya pembudayaan
Manajemen
Jasa Marga melaksanakan CSR sebagai salah satu wujud kepedulian
Perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kepedulian Perusahaan
tersebut dilakukan sejak awal proyek sampai dengan beroperasinya jalan tol
antara lain dengan melaksanakan AMDAL/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
secara konsisten sejak jalan tol itu belum dibangun serta melakukan kegiatan
bantuan pendidikan, kesehatan, sosial serta program kemitraan secara
berkesinambungan pada saat jalan tol tersebut sudah beroperasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar